Minggu, 27 Mei 2012

crustacea


MAKALAH
logo-unja.pngCrustacea









Oleh:
Kiky widya loka
Leni marlina
Nurhasanah
Rini hastuti
Reza Maryanto

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2011



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Crustacea (baca: krustasea) adalah suatu kelompok besar dari arthropoda, terdiri dari kurang lebih 52.000 spesies yang terdeskripsikan, dan biasanya dianggap sebagai suatu subfilum  Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip[1]. Mayoritas merupakan hewan air, baik air tawar maupun laut, walaupun beberapa kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat  Kebanyakan anggotanya dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan menumpang pada inangnya.
Tubuh Crustacea terdiri atas dua bagian, yaitu kepala dada yang menyatu (sefalotoraks) dan perut atau badan belakang (abdomen).  Bagian sefalotoraks dilindungi oleh kulit keras yang disebut karapas dan 5 pasang kaki yang terdiri dari 1 pasang kaki capit (keliped) dan 4 pasang kaki jalan. Selain itu, di sefalotoraks juga terdapat sepasang antena, rahang atas, dan rahang bawah. Sementara pada bagian abdomen terdapat 5 pasang kaki renang dan di bagian ujungnya terdapat ekor.  Pada udang betina, kaki di bagian abdomen juga berfungsi untuk menyimpan telurnya. Sistem pencernaan Crustacea dimulai dari mulut, kerongkong, lambung, usus, dan anus. Sisa metabolisme akan diekskresikan melalui sel api. Sistem saraf Crustacea disebut sebagai sistem saraf tangga tali, dimana ganglion kepala (otak) terhubung dengan antena (indra peraba), mata (indra penglihatan), dan statosista (indra keseimbangan).  Hewan-hewan Crustacea bernapas dengan insang yang melekat pada anggota tubuhnya dan sistem peredaran darah yang dimilikinya adalah sistem peredaran darah terbuka. O2 masuk dari air ke pembuluh insang, sedangkan CO2 berdifusi dengan arah berlawanan. O2 ini akan diedarkan ke seluruh tumbuh tanpa melalui pembuluh darah.[4] Golongan hewan ini bersifat diesis (ada jantan dan betina) dan pembuahan berlangsung di dalam tubuh betina (fertilisasi internal). Untuk dapat menjadi dewasa, larva hewan akan mengalami pergantian kulit (ekdisis) berkali-kali.

1.2   TUJUAN
Untuk mengetahui klasifikasi crustacea, struktur dan organ tubuh, dan perannya untuk manusia.

1.3  RUMUSAN MASALAH
A.      Sebutkan klasifikasi dari crustacea
B.      Bagaimana struktur tubuh crustacea
C.      Bagaimana system organ tubuh crustacean
D.     Peran dan fungsi crustacea bagi manusia



BAB 11
PEMBAHASAN

Crutacea merupakan hewan akuatik (air) yang dapat hidup dilaut maupun air tawar. Filum crustacea adalah suatu kelompok besar dari arthropoda, terdiri dari kurang lebih 52.000 spesies yang terdeskripsikan, dan biasanya dianggap sebagai suatu subfilum.
Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip. Mayoritas merupakan hewan akuatik, hidup di air tawar atau laut, walaupun beberapa kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat. Mayoritas crustacean dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan menumpang pada inangnya. Crustacean yang hidup dilaut sebagian besar merupakan zooplankton ukuran tubuh bervariasi, ada yang kecil (plankton sampai ukuran besar kepiting dan udang.
2.1 klasifikasi crustacean
Berdasarkan ukuran tubuh nya crustacea dikelompokkan sebagai berikut:
1.      Entomostraca (udang tingkat rendah)
Hewan ini dikelompok menjadi empat ordo, yaitu:
a.       Branchiopoda
b.      Ostracoda
c.       Copepod
d.      Cirripedia
2.      Malacostraca
Hewan ini dikelompokkan dalam tiga ordo, yaitu:
a.       Isopoda
b.      Stomatopoda
c.       Decopoda



a.      Entomostraca ( udang tingkat rendah)
            Kelompok Entomostraca umumnya merupakan penyusun zooplankton. Mereka juga dapat digunakan sebagai pakan ikan, seperti : Daphnia sp. sebagai pakan ikan hias ; Copepoda sebagai pakan ikan laut. Entomostraca dapat dibagi menjadi 4 ordo yaitu Branchiopoda, Ostracoda, Copepoda, dan Cirripedia.
1.      Branchiopoda
Branchiopoda (kutu air) merupakan kelompok Crustacea kecil yang menjadi salah satu penyusun zooplankton, contohnya seperti Daphnia pulex dan Asellus aquaticus. Mereka memiliki tubuh pucat dan transparan, tetapi tidak mempunyai cephalotorax. Dan hampir semua Branchiopoda hidup di perairan tawar. Keunikan dari ordo ini adalah mereka berkembang biak secara partenogenesis.
2.      Ostracoda
Ostracoda merupakan kelompok Crustacea yang terdapat di air tawar maupun air asin. Ostracoda berperan dalam keseimbangan ekosistem sebagai: herbivora dengan memakan ganggang; karnivora dengan memakan Crustacea kecil dan Annelida; scavenger dengan memakan bangkai dan detritus.
Ostracoda memiliki ciri-ciri tubuh yang tidak tampak jelas. Pada tubuhnya,  Ostracoda mempunyai 6 sampai 7 apendik yang beruas-ruas, yaitu antena pertama, antena kedua, maksila pertama, maksila kedua, apendik thorax dan caudal furca. Pada bagian anteriornya, Ostracoda memiliki sebuah mata nauplius. Contoh dari Ostracoda antara lain Cypris candida dan Codona suburdana.

3.      Copepoda
Copepoda merupakan salah satu penyusun zooplankton. Sebagian besar dari Copepoda hidup bebas di perairan, baik di air tawar maupun air laut. Namun 25% dari Copepoda hidup sebagai ektoparasit. Copepoda  bersifat filter feeder yaitu memakan fitoplankton.
Tubuh Copepoda berbentuk silindris dan pendek seperti halnya Branchiopoda, Copepoda  juga memiliki tubuh transparan. Warna merah, ungu, biru dan sebagainya pada Copepoda adalah warna yang ditimbulkan oleh makanan yang dimakan oleh Copepoda. Tubuh Copepoda terdiri dari kepala yang membulat, 6 ruas thorax, dan 3 sampai 5 ruas abdomen. Contoh dari Copepoda  adalah Argulus indicus dan Cyclops.

4.      cirripedia
Cirripedia mempunyai bentuk tubuh yang berbeda dari 3 ordo sebelumnya. Tubuh Cirripedia yang terdiri dari kepala dan dada tertutup oleh karapas yang berbentuk cakram. Dan ruas-ruas tubuhnya tidak terlihat jelas.
Cirripedia ada yang bersifat parasit dan nonparasit. Mereka yang hidup parasit akan menempel di dasar kapal, perahu, dan tiang-tiang yang tertanam di pantai. Cirripedia termasuk filter feeder dengan memakan mikroplankton. Contoh dari Cirripedia adalah Bernakel dan Sacculina.

b.      Malakostraca (udang tingkat tinggi)
Kelompok ini merupakan kelompok Crustacea yang berukuran besar dibandingkan dengan kelompok Entomostraca. Hewan ini terdapat di air laut maupun air tawar. Malakostraca dan Entomostraca dapat dibedakan dengan melihat ruas-ruas tubuh yang tampak jelas pada kelompok Malakostraca. Malakostraca dibagi menjadi 3 ordo, yaitu Isopoda, Stomatopoda, dan Decapoda.

1.      isopoda
Isopoda (kutu kayu) merupakan kelompok Malakostraca yang hidup sebagai parasit. Isopoda dikatakan sebagai kutu kayu karena mereka merupakan pengerek lunas perahu-perahu nelayan. Selain sebagai pengerek kayu, Isopoda memakan ganggang, jamur, lumut, dan hewan-hewan yang sudah membusuk. Contoh dari Isopoda adalah  Onicus asellus (kutu perahu) dan Limnoria lignorum.



2.      Stomatopoda
Stomatopoda (udang belalang) merupakan kelompok Crustacea yang mirip dengan belalang sembah. Mereka mempunyai warna yang mencolok pada tubuhnya. Contoh dari Stomatopoda adalah Squilla empusa.

3.      Decapoda ( kaki sepuluh)
 
Decapoda merupakan kelompok Crustacea yang paling banyak ditemukan spesiesnya. Decapoda meliputi jenis udang dan kepiting. Hewan ini terdapat di air tawar, payau, maupun laut.
Decapoda mempunyai morfologi yang tampak  jelas. Mereka mempunyai 3 pasang apendik thorax yang termodifikasi menjadi maksiliped dan 5 pasang apendik thorax berikutnya sebagai kaki jalan atau periopod, sehingga Decapoda disebut juga dengan kaki sepuluh.

Dibawah ini beberapa contoh Decapoda yaitu:
a.        Udang
·         Penacus setiferus (udang windu), hidup di air payau.
·         Macrobrachium rasenbengi (udang galah), hidup di air tawar dan payau.
·         Cambarus virilis (udang air tawar).
·         Panulirus versicolor (udang karang), hidup di air laut dan tidak memiliki kaki catut.
·         Palaemon carcinus (udang sotong)
b.      Ketam
·         Portunus sexdentatus (kepiting)
·         Neptunus peligicus (rajungan) / Pagurus sp.
·         Parathelpusa maculata (yuyu)
·         Scylla serrata (kepiting)
·         Birgus latro (ketam kenari)

2.2 Struktur  tubuh crustacea
 Tubuh Crustacea dibagi ke dalam dua bagian, bagian depan cephalotoraks dan bagian belakang abdomen yang bersendi-sendi. Tiap ruas tubuh memiliki apendik (anggota badan) yang dalam pertumbuhannya akan mengalami nerevolusi sesuai dengan fungsinya. Pada permukaan luar tubuhnya ditutupi oleh kutikula yang terbuat dari kitin keras yang disebabkan impregnasi atau meresapnya dengan garam-garam kapur. Pada bagian cephalotoraks  biasanya tertutup oleh karapak yang mengandung pigmen dan zat kapur dan menjulur hingga ke depan diantara dua mata.
Pada bagian kepala Crustacea dewasa memiliki sepasang antena pertama (antenula), sepasang antena kedua (antenna), sepasang mandibula, dan dua pasang maksilla yang membantu proses makan. Pada bagian dada terdiri dari delapan segmen dan memiliki tiga pasang maksiliped, sepasang cheliped, dan empat pasang periopod (kaki jalan). Pada bagian abdomen terdiri dari enam segmen dan memiliki lima pasang pleopod (kaki renang) dan sepasang uropod.

2.3  Sistem organ
a.      System pencernaan
 Crustacea memiliki alat pencernaan yang lengkap. Alat pencernaannya  yaitu mulut yang terletak di bagian anterior, esophagus, lambung, usus dan anus terletak di bagian posterior Crustacea memiliki cara makan yang beraneka ragam yaitu dengan filter feeder, pemakan bangkai, herbivora, karnivora, dan parasit. Filter feeder dalam menyaring air untuk mendapatkan makanan hal ini menyebabkan mandibel (rahang) dan antenna akan berubah (berevolusi) sesuai dengan fungsinya yaitu mulut untuk menyaring air dan antena untuk melacak makanan dalam air. Pada Crustacea pemakan bangkai, herbivore, dan karnivora memiliki bagian tubuh yang berfungsi untuk mencengkram atau mengambil makanan, misalnya mandibula, maksila, dan maksiliped yang berfungsi untuk memegang, menggigit, dan menggiling makanan.
Biasanya Crustacea aktif di malam hari, pada waktu itu mereka meninggalakan tempat persembunyiannya untuk mencari makanan. Jenis yang hidup di perairan dangkal akan menuju terumbu karang, sedangkan yang hidup di perairan agak dalam akan berkeliaran disekitar tempat persenmbunyiannya untuk mencari makan.

b.   System saraf
 Susunan saraf Crustacea adalah tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera yaitu antena (alat peraba), statocyst (alat keseimbangan) dan mata majemuk (facet) yang bertangkai.
Alat indra terdiri atas mata majemuk, bintik mata, statocyst, proproceptor, alat peraba dan chemoreceptor. Mata majemuk terdapat pada hampir semua spesies dewasa, biasanya terletak pada ujung tangkai yang dapat digerakkan tetapi adakalanya sessil. Crustacea dengan mata majemuk yang berkembang baik mempunyai kemampuan untuk membedakan ukuran dan bentuk tetapi ketajaman penglihatannya kecil dan gambarnya kasar.
Bintik mata selalu terletak digaris menengah dan khusus terdapat pada stadium larva nauplius; terdiri atas 3 sampai 4 ocelli berbentuk mangkuk pigmen; berfungsi untuk mendeteksi cahaya. Bintik mata diperlukan hewan planktonik untuk menentukan lokasi permukaan air, dan bagi hewan peliang untuk menentukan lokasi permukaan substrat. Statocyst hanya terdapat pada beberapa kelompok Malakostraca. Sepasang statocyst biasa terletak pada pangkaal antenul, uropod atau telson. Propioreceptor merupakan alat indra otot, terdapat pada malacostraca terutama decapoda. Tiap organ terdiri atas sejumlah sel otot yang mengalami modifikasi spesial, berperan membantu mengatur kedudukan apendik, semacam indra gerak yang dirangsang oleh peregangan diantara sel otot, kontraksi otot diskitarnya. Alat peraba biasanya membentuk bulu-bulu dan tersebar di berbagai tempat pada permukaan tubuh, terutama apendik. Chemoreceptor merupakn alat indra untuk mendeteksi zat kimia, terdapat pada kedua pasang antena dan apendik mulut . Esthetasc berbentuk bulu-bulu indra yang panjang dan lembut merupakan chemoreseptor yang umum terdapat kebanyakan crustacea.

c.       System peredaran darah
Sistem peredaran darah pada Crustacea disebut sistem peredaran darah terbuka (haemocoelic). Hal ini berarti bahwa darah beredar tanpa melalui pembuluh darah, sehingga terjadi kontak langsung antara darah dan jaringan. Sistem peredaran darah ini menyebabkan hilangnya rongga tubuh, karena darah memenuhi celah antar jaringan dan organ tubuh yang disebut homocoel (rongga tubuh yang dipenuhi darah). Rongga tubuhnya hanya pada rongga ekskresi dan organ perkembangbiakan.
Letak jantung dari Crustacea biasanya terdapat di bagian dorsal toraks atau di sepanjang badan. Darah keluar dari jantung melalui sebuah aorta anterior, arteri abdomen posterior, beberapa arteri lateral dan sebuah arteri ventral. Beberapa Crustacea tidak mempunyai sistem arteri. Pada kebanyakan Malakostraca terdapat jantung tambahan (accessory heart) atau pompa darah untuk menaikan tekanan darah.

d.   System pernafasan
Pada umumnya Crustacea bernafas dengan insang. Kecuali Crustacea yang bertubuh sangat kecil bernafas dengan seluruh permukaan tubuhnya. Letak insang pada malacostraca biasanya terbatas pada apendik thorax. Aliran air kearah insang umumnya dihasilkan dari gerakan teratur sejumlah apendik. Oksigen dalam peredaran darah terdapat dalam bentuk larutan sederhana atau terikat pada hemoglobin atau hemocyanin. Hemocyanin hanya trrdapat  pada malacostraca.Pigmen pernapasan larut dalam plasma, tetapi adakalanya hemoglobin terdapat dalam otot dan jaringan saraf, bahkan dalam telur beberapa jenis Crustacea.
e.        Alat  reproduksi
Kebanyakan Crustacea memiliki alat reproduksi yang terpisah (dioceous) atau terdapat individu jantan dan betina, namun pada Crustacea tingkat rendah ada yang bersifat hermaphrodit. Alat kelamin betina terdapat pada pasangan kaki ketiga dan alat kelamin jantan terdapat pada pasangan kaki kelima. Namun pada spesies tertentu ada yang belum dapat diketahui perkembangbiakan dan perkelaminannya.
Gonad biasanya panjang dan sepasang terletak dibagian dorsal toraks dan atau abdomen. Crustacea bereproduksi dengan mengadakan kopulasi (pembuahan). Pada proses kopulasi tersebut individu jantan biasanya memiliki apendiks yang dapat berfungsi untuk memegang betina. Individu jantan akan meletakan massa spermatoforik di bagian sternum udang betina. Peletakan massa spermatoforik tersebut berlangsung sebelum telur dikeluarkan. Pembuahan terjadi saat telur yang dikeluarkan dari celah genital ditarik ke arah abdomen oleh pasangan kaki kelima betina. Pada waktu telur tertarik ke abdomen, sperma keluar dari massa spermatoforik yang tersobek sehingga terjadi pembuahan.
Pembuahan tersebut dapat terjadi secara eksternal maupun internal. Hal ini tergantung pada sifat dari spermatoforiknya. Jika spermatoforknya bersifat kental, pembuahan terjadi secara eksternal. Sedangkan spermatoforik yang bersifat cair memungkinkan untuk masuk ke dalam oviduct (saluran telur) sehingga terjadi secara internal.
Telur yang sudah menetas akan menjadi nauplius yang planktonis. Naulius tersebut mempunyai tiga pasang apendik yaitu antenna pertama, antenna kedua dan mandibula; tubuh belum beruas-ruas; dibagian anterior terdapat mata nauplius.

2.4     Peran crustacea untuk manusia
a.      Keuntungan crustacea
Jenis Crustacea yang menguntungkan manusia dalam beberapa hal, antara lain:
1.      Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misalnya udang, lobster dan kepiting.
2.      Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber makanan ikan, misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan Copepoda.
3.      Udang rebon merupakan bahan baku pembuatan terasi.
4.      Telur artemia banyak diperdagangkan karena naupliusnya merupakan makanan awal bagi anak ikan atau Udang.
b.      Kerugian crustacean
Sedangkan beberapa Crustacea yang merugikan antara lain:
1.         Merusak galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda.
2.       Parasit pada ikan, kura-kura, misal oleh anggota Cirripedia dan Copepoda.
3.         Merusak pematang sawah atau saluran irigasi misalnya ketam.
4.         Copepoda merupakan inang perantara penyakit cacing pita ikan Dibotrio Cephalus Latus
5.         Tritip, yang merupakan pengganggu bagi manusia karena mengotori lunas kapal, pelampung dan tiang tiang dilaut populasi tritip yang padat dapat mengurangi kecepatan kapal.











BAB 111
KESIMPULAN

1.      Klasifikasi crustacea dapat dibagi berdasarkan struktur tubuhnya yaitu Entomostraca (udang tingkat rendah) dan  Malakostraca (udang tingkat tinggi).
2.      Dapat  mengetahui klasifikasi crustacea, struktur dan organ tubuh, dan perannya untuk manusia.
























DAFTAR PUSTAKA

Brotowijoyo, Mukayat. 1990 . Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga.
Radiopoetro, dkk. 1991 . Zoology. Jakarta : Erlangga.
Sunardi, Drs. 1983 . Evolusi Avertebrata. Jakarta : Universitas Indonesia ( UI-Press).
Suwignyo, dkk. 2005 . Avertebrata Air. Jilid 2 . Jakarta : Penebar Swadaya.


1 komentar:

  1. tidak semua jenis crustacea hanya memiliki satu capit (keliped)

    BalasHapus