MAKALAH
Crustacea
Oleh:
Kiky widya loka
Leni marlina
Nurhasanah
Leni marlina
Nurhasanah
Rini hastuti
Reza Maryanto
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2011
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Crustacea (baca: krustasea) adalah suatu kelompok besar dari arthropoda, terdiri dari kurang lebih 52.000 spesies yang terdeskripsikan, dan biasanya dianggap sebagai suatu subfilum Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup
dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang,
serta teritip[1]. Mayoritas merupakan hewan air, baik air tawar maupun laut, walaupun beberapa kelompok telah
beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat Kebanyakan anggotanya dapat bebas
bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan menumpang pada inangnya.
Tubuh Crustacea
terdiri atas dua bagian, yaitu kepala dada yang menyatu (sefalotoraks) dan perut atau badan belakang (abdomen). Bagian sefalotoraks
dilindungi oleh kulit keras yang disebut karapas dan 5 pasang kaki yang terdiri
dari 1 pasang kaki capit (keliped) dan 4 pasang kaki jalan. Selain itu, di
sefalotoraks juga terdapat sepasang antena, rahang atas, dan rahang bawah. Sementara pada
bagian abdomen terdapat 5 pasang kaki renang dan di
bagian ujungnya terdapat ekor. Pada udang betina, kaki di bagian abdomen juga berfungsi untuk menyimpan telurnya. Sistem
pencernaan Crustacea dimulai dari mulut, kerongkong, lambung, usus, dan anus. Sisa metabolisme akan diekskresikan melalui sel api. Sistem saraf Crustacea disebut sebagai sistem saraf tangga tali, dimana ganglion kepala (otak) terhubung dengan antena (indra peraba), mata (indra penglihatan), dan statosista (indra
keseimbangan). Hewan-hewan Crustacea
bernapas dengan insang yang melekat pada anggota tubuhnya dan sistem peredaran
darah yang dimilikinya adalah sistem peredaran darah terbuka. O2 masuk dari air ke pembuluh insang, sedangkan CO2 berdifusi dengan arah berlawanan. O2
ini akan diedarkan ke seluruh tumbuh tanpa melalui pembuluh darah.[4] Golongan hewan ini bersifat diesis (ada jantan
dan betina) dan pembuahan berlangsung di dalam tubuh betina (fertilisasi internal). Untuk dapat
menjadi dewasa, larva hewan akan mengalami pergantian kulit (ekdisis) berkali-kali.
1.2
TUJUAN
Untuk mengetahui klasifikasi
crustacea, struktur dan organ tubuh, dan perannya untuk manusia.
1.3
RUMUSAN
MASALAH
A.
Sebutkan
klasifikasi dari crustacea
B.
Bagaimana
struktur tubuh crustacea
C.
Bagaimana
system organ tubuh crustacean
D.
Peran
dan fungsi crustacea bagi manusia
BAB 11
PEMBAHASAN
Crutacea merupakan
hewan akuatik (air) yang dapat hidup dilaut maupun air tawar. Filum crustacea adalah suatu kelompok besar dari arthropoda,
terdiri dari kurang lebih 52.000 spesies yang terdeskripsikan, dan biasanya
dianggap sebagai suatu subfilum.
Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip. Mayoritas merupakan hewan akuatik, hidup di air tawar atau laut, walaupun beberapa kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat. Mayoritas crustacean dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan menumpang pada inangnya. Crustacean yang hidup dilaut sebagian besar merupakan zooplankton ukuran tubuh bervariasi, ada yang kecil (plankton sampai ukuran besar kepiting dan udang.
Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip. Mayoritas merupakan hewan akuatik, hidup di air tawar atau laut, walaupun beberapa kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat. Mayoritas crustacean dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan menumpang pada inangnya. Crustacean yang hidup dilaut sebagian besar merupakan zooplankton ukuran tubuh bervariasi, ada yang kecil (plankton sampai ukuran besar kepiting dan udang.
2.1 klasifikasi
crustacean
Berdasarkan ukuran
tubuh nya crustacea dikelompokkan sebagai berikut:
1.
Entomostraca (udang tingkat
rendah)
Hewan ini
dikelompok menjadi empat ordo, yaitu:
a.
Branchiopoda
b.
Ostracoda
c.
Copepod
d.
Cirripedia
2.
Malacostraca
Hewan ini
dikelompokkan dalam tiga ordo, yaitu:
a.
Isopoda
b.
Stomatopoda
c.
Decopoda
a.
Entomostraca (
udang tingkat rendah)
Kelompok Entomostraca umumnya merupakan penyusun zooplankton. Mereka juga
dapat digunakan sebagai pakan ikan, seperti : Daphnia sp. sebagai pakan ikan hias ; Copepoda sebagai pakan ikan laut. Entomostraca dapat dibagi
menjadi 4 ordo yaitu Branchiopoda, Ostracoda, Copepoda, dan Cirripedia.
1.
Branchiopoda
Branchiopoda (kutu air) merupakan kelompok Crustacea
kecil yang menjadi salah satu penyusun zooplankton, contohnya seperti Daphnia
pulex dan Asellus aquaticus. Mereka memiliki tubuh pucat
dan transparan, tetapi tidak mempunyai cephalotorax. Dan hampir semua Branchiopoda
hidup di perairan tawar. Keunikan dari ordo ini adalah mereka berkembang
biak secara partenogenesis.
2.
Ostracoda
Ostracoda merupakan kelompok Crustacea
yang terdapat di air tawar maupun air asin. Ostracoda berperan dalam
keseimbangan ekosistem sebagai: herbivora dengan memakan ganggang; karnivora
dengan memakan Crustacea kecil dan Annelida; scavenger dengan memakan
bangkai dan detritus.
Ostracoda memiliki ciri-ciri tubuh yang tidak
tampak jelas. Pada tubuhnya, Ostracoda mempunyai 6 sampai 7
apendik yang beruas-ruas, yaitu antena pertama, antena kedua, maksila pertama,
maksila kedua, apendik thorax dan caudal furca. Pada bagian anteriornya, Ostracoda
memiliki sebuah mata nauplius. Contoh dari Ostracoda
antara lain Cypris candida dan Codona suburdana.
3.
Copepoda
Copepoda merupakan salah satu penyusun
zooplankton. Sebagian besar dari Copepoda
hidup bebas di perairan, baik di air tawar maupun air laut. Namun
25% dari Copepoda hidup
sebagai ektoparasit. Copepoda bersifat
filter feeder yaitu memakan fitoplankton.
Tubuh Copepoda berbentuk
silindris dan pendek seperti halnya Branchiopoda, Copepoda juga memiliki
tubuh transparan. Warna merah, ungu, biru dan sebagainya pada Copepoda adalah warna yang
ditimbulkan oleh makanan yang dimakan oleh Copepoda. Tubuh Copepoda
terdiri dari kepala yang membulat, 6 ruas thorax, dan 3 sampai 5 ruas abdomen.
Contoh dari Copepoda adalah
Argulus
indicus dan Cyclops.
4. cirripedia
Cirripedia mempunyai bentuk tubuh yang berbeda dari 3 ordo sebelumnya. Tubuh Cirripedia
yang terdiri dari kepala dan dada tertutup oleh karapas yang berbentuk
cakram. Dan ruas-ruas tubuhnya tidak terlihat jelas.
Cirripedia ada yang bersifat parasit dan nonparasit. Mereka yang hidup parasit akan
menempel di dasar kapal, perahu, dan tiang-tiang yang tertanam di pantai. Cirripedia
termasuk filter feeder dengan memakan mikroplankton. Contoh dari Cirripedia
adalah Bernakel dan Sacculina.
b.
Malakostraca (udang
tingkat tinggi)
Kelompok ini merupakan kelompok Crustacea yang berukuran besar
dibandingkan dengan kelompok Entomostraca.
Hewan ini terdapat di air laut maupun air tawar. Malakostraca dan Entomostraca
dapat dibedakan dengan melihat ruas-ruas tubuh yang tampak jelas pada
kelompok Malakostraca. Malakostraca
dibagi menjadi 3 ordo, yaitu Isopoda, Stomatopoda, dan Decapoda.
1.
isopoda
Isopoda (kutu kayu) merupakan kelompok Malakostraca
yang hidup sebagai parasit. Isopoda dikatakan sebagai kutu kayu
karena mereka merupakan pengerek lunas perahu-perahu nelayan. Selain sebagai
pengerek kayu, Isopoda memakan ganggang, jamur, lumut, dan hewan-hewan yang sudah membusuk. Contoh dari Isopoda
adalah Onicus asellus (kutu perahu) dan Limnoria lignorum.
2.
Stomatopoda
Stomatopoda (udang belalang) merupakan kelompok
Crustacea yang mirip dengan belalang sembah. Mereka mempunyai warna yang
mencolok pada tubuhnya. Contoh dari Stomatopoda adalah Squilla empusa.
3.
Decapoda
( kaki sepuluh)
Decapoda merupakan kelompok Crustacea yang paling banyak ditemukan spesiesnya. Decapoda meliputi jenis udang dan
kepiting. Hewan ini terdapat di air tawar, payau, maupun laut.
Decapoda mempunyai morfologi yang tampak jelas. Mereka
mempunyai 3 pasang apendik thorax yang termodifikasi menjadi maksiliped dan 5
pasang apendik thorax berikutnya sebagai kaki jalan atau periopod, sehingga Decapoda disebut juga dengan kaki
sepuluh.
Dibawah ini beberapa contoh Decapoda yaitu:
a. Udang
·
Penacus setiferus (udang windu), hidup di air payau.
·
Macrobrachium rasenbengi (udang galah), hidup di air tawar dan payau.
· Cambarus virilis (udang air tawar).
· Panulirus versicolor (udang karang), hidup di air laut dan
tidak memiliki kaki catut.
· Palaemon carcinus (udang sotong)
b.
Ketam
· Portunus sexdentatus (kepiting)
· Neptunus peligicus (rajungan) / Pagurus sp.
· Parathelpusa maculata (yuyu)
· Scylla serrata (kepiting)
· Birgus latro (ketam kenari)
2.2 Struktur
tubuh crustacea
Tubuh Crustacea dibagi ke dalam dua bagian, bagian
depan cephalotoraks dan bagian belakang abdomen yang
bersendi-sendi. Tiap ruas tubuh memiliki apendik (anggota badan) yang dalam
pertumbuhannya akan mengalami nerevolusi sesuai dengan fungsinya. Pada permukaan luar tubuhnya ditutupi oleh kutikula yang terbuat dari kitin keras yang disebabkan impregnasi atau meresapnya dengan
garam-garam kapur. Pada bagian cephalotoraks biasanya tertutup oleh karapak yang mengandung pigmen dan zat kapur
dan menjulur hingga ke depan diantara dua mata.
Pada bagian kepala Crustacea dewasa memiliki sepasang antena pertama (antenula), sepasang antena kedua (antenna),
sepasang mandibula, dan dua pasang maksilla yang membantu proses makan. Pada bagian dada terdiri dari delapan segmen dan memiliki tiga pasang maksiliped, sepasang cheliped, dan empat pasang periopod (kaki jalan). Pada bagian abdomen terdiri dari enam segmen dan memiliki lima pasang pleopod (kaki renang) dan sepasang uropod.
2.3 Sistem
organ
a.
System pencernaan
Crustacea memiliki alat pencernaan yang
lengkap. Alat pencernaannya yaitu mulut yang terletak di bagian anterior,
esophagus, lambung, usus dan anus terletak di bagian posterior Crustacea memiliki cara makan yang
beraneka ragam yaitu dengan filter feeder, pemakan bangkai, herbivora,
karnivora, dan parasit. Filter feeder dalam menyaring air untuk mendapatkan
makanan hal ini menyebabkan mandibel (rahang) dan antenna akan berubah
(berevolusi) sesuai dengan fungsinya yaitu mulut untuk menyaring air dan antena
untuk melacak makanan dalam air. Pada Crustacea
pemakan bangkai, herbivore, dan karnivora memiliki bagian tubuh yang berfungsi
untuk mencengkram atau mengambil makanan, misalnya mandibula, maksila, dan
maksiliped yang berfungsi untuk memegang, menggigit, dan menggiling makanan.
Biasanya
Crustacea aktif di malam hari, pada
waktu itu mereka meninggalakan tempat persembunyiannya untuk mencari makanan.
Jenis yang hidup di perairan dangkal akan menuju terumbu karang, sedangkan yang
hidup di perairan agak dalam akan berkeliaran disekitar tempat
persenmbunyiannya untuk mencari makan.
b.
System saraf
Susunan saraf Crustacea
adalah tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera yaitu antena
(alat peraba), statocyst (alat keseimbangan) dan mata majemuk (facet)
yang bertangkai.
Alat indra terdiri atas mata majemuk, bintik mata,
statocyst, proproceptor, alat peraba dan chemoreceptor. Mata majemuk terdapat
pada hampir semua spesies dewasa, biasanya terletak pada ujung tangkai yang
dapat digerakkan tetapi adakalanya sessil. Crustacea
dengan mata majemuk yang berkembang baik mempunyai kemampuan untuk membedakan
ukuran dan bentuk tetapi ketajaman
penglihatannya kecil dan gambarnya kasar.
Bintik mata selalu terletak digaris menengah dan khusus
terdapat pada stadium larva nauplius; terdiri atas 3 sampai 4 ocelli berbentuk
mangkuk pigmen; berfungsi untuk mendeteksi cahaya. Bintik mata diperlukan hewan
planktonik untuk menentukan lokasi permukaan air, dan bagi hewan peliang untuk
menentukan lokasi permukaan substrat. Statocyst hanya terdapat pada beberapa
kelompok Malakostraca. Sepasang
statocyst biasa terletak pada pangkaal antenul, uropod atau telson.
Propioreceptor merupakan alat indra otot, terdapat pada malacostraca terutama
decapoda. Tiap organ terdiri atas sejumlah sel otot yang mengalami modifikasi
spesial, berperan membantu mengatur kedudukan apendik, semacam indra gerak yang
dirangsang oleh peregangan diantara sel otot, kontraksi otot diskitarnya. Alat
peraba biasanya membentuk bulu-bulu dan tersebar di berbagai tempat pada
permukaan tubuh, terutama apendik. Chemoreceptor merupakn alat indra untuk
mendeteksi zat kimia, terdapat pada kedua pasang antena dan apendik mulut .
Esthetasc berbentuk bulu-bulu indra yang panjang dan lembut merupakan
chemoreseptor yang umum terdapat kebanyakan crustacea.
c.
System peredaran darah
Sistem peredaran darah pada Crustacea
disebut sistem peredaran darah terbuka (haemocoelic). Hal ini berarti bahwa darah beredar
tanpa melalui pembuluh darah, sehingga terjadi kontak langsung antara darah dan
jaringan. Sistem peredaran darah ini menyebabkan hilangnya rongga tubuh, karena
darah memenuhi celah antar jaringan dan organ tubuh yang disebut homocoel (rongga
tubuh yang dipenuhi darah). Rongga tubuhnya hanya pada rongga ekskresi dan
organ perkembangbiakan.
Letak
jantung dari Crustacea biasanya
terdapat di bagian dorsal toraks atau di sepanjang badan. Darah keluar dari
jantung melalui sebuah aorta anterior, arteri abdomen posterior, beberapa
arteri lateral dan sebuah arteri ventral. Beberapa Crustacea tidak mempunyai sistem arteri. Pada kebanyakan Malakostraca terdapat jantung tambahan
(accessory heart) atau pompa darah untuk menaikan tekanan darah.
d.
System pernafasan
Pada umumnya Crustacea bernafas
dengan insang. Kecuali Crustacea yang bertubuh sangat kecil bernafas
dengan seluruh permukaan tubuhnya. Letak insang pada malacostraca biasanya
terbatas pada apendik thorax. Aliran air kearah insang umumnya dihasilkan dari
gerakan teratur sejumlah apendik. Oksigen dalam peredaran darah terdapat dalam
bentuk larutan sederhana atau terikat pada hemoglobin atau hemocyanin.
Hemocyanin hanya trrdapat pada malacostraca.Pigmen pernapasan larut dalam
plasma, tetapi adakalanya hemoglobin terdapat dalam otot dan jaringan saraf,
bahkan dalam telur beberapa jenis Crustacea.
e.
Alat reproduksi
Kebanyakan
Crustacea memiliki alat reproduksi
yang terpisah (dioceous) atau terdapat individu jantan dan betina, namun pada Crustacea tingkat rendah ada yang
bersifat hermaphrodit. Alat kelamin betina terdapat pada pasangan kaki ketiga dan alat kelamin
jantan terdapat pada pasangan kaki kelima. Namun pada spesies tertentu ada yang
belum dapat diketahui perkembangbiakan dan perkelaminannya.
Gonad biasanya panjang dan sepasang terletak dibagian
dorsal toraks dan atau abdomen. Crustacea
bereproduksi dengan mengadakan kopulasi (pembuahan). Pada proses kopulasi
tersebut individu jantan biasanya memiliki apendiks yang dapat berfungsi untuk
memegang betina. Individu jantan akan meletakan massa spermatoforik di bagian sternum udang
betina. Peletakan massa spermatoforik tersebut berlangsung sebelum telur
dikeluarkan. Pembuahan terjadi saat telur yang dikeluarkan dari celah genital
ditarik ke arah abdomen oleh pasangan kaki kelima betina. Pada waktu telur
tertarik ke abdomen, sperma keluar dari massa spermatoforik yang tersobek
sehingga terjadi pembuahan.
Pembuahan tersebut dapat terjadi secara eksternal maupun
internal. Hal ini tergantung pada sifat dari spermatoforiknya. Jika
spermatoforknya bersifat kental, pembuahan terjadi secara eksternal. Sedangkan
spermatoforik yang bersifat cair memungkinkan untuk masuk ke dalam oviduct
(saluran telur) sehingga terjadi secara internal.
Telur yang sudah menetas akan menjadi nauplius yang
planktonis. Naulius tersebut mempunyai tiga pasang apendik yaitu antenna
pertama, antenna kedua dan mandibula; tubuh belum beruas-ruas; dibagian
anterior terdapat mata nauplius.
2.4
Peran crustacea untuk manusia
a.
Keuntungan crustacea
Jenis Crustacea yang menguntungkan manusia dalam beberapa hal, antara lain:
1.
Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misalnya udang, lobster dan kepiting.
2.
Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton
menjadi sumber makanan ikan, misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan Copepoda.
3.
Udang rebon merupakan bahan baku pembuatan terasi.
4.
Telur artemia banyak diperdagangkan karena naupliusnya
merupakan makanan awal bagi anak ikan atau Udang.
b.
Kerugian crustacean
Sedangkan beberapa Crustacea yang merugikan antara
lain:
1.
Merusak galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda.
2.
Parasit pada ikan,
kura-kura, misal oleh anggota Cirripedia dan Copepoda.
3.
Merusak pematang sawah atau saluran irigasi misalnya
ketam.
4.
Copepoda merupakan inang perantara penyakit cacing pita
ikan Dibotrio Cephalus Latus
5.
Tritip, yang merupakan pengganggu bagi manusia karena mengotori
lunas kapal, pelampung dan tiang tiang dilaut populasi tritip yang padat dapat
mengurangi kecepatan kapal.
BAB
111
KESIMPULAN
1.
Klasifikasi
crustacea dapat dibagi berdasarkan struktur tubuhnya yaitu Entomostraca (udang
tingkat rendah) dan Malakostraca (udang
tingkat tinggi).
2.
Dapat mengetahui klasifikasi crustacea, struktur dan
organ tubuh, dan perannya untuk manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Brotowijoyo, Mukayat. 1990 .
Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga.
Radiopoetro, dkk. 1991 . Zoology.
Jakarta : Erlangga.
Sunardi, Drs. 1983 . Evolusi
Avertebrata. Jakarta : Universitas Indonesia ( UI-Press).
Suwignyo, dkk. 2005 . Avertebrata
Air. Jilid 2 . Jakarta : Penebar Swadaya.
tidak semua jenis crustacea hanya memiliki satu capit (keliped)
BalasHapus